Mari berpikir praktis saja. Sebenarnya menerapkan performance management itu tujuannya apa sih? Pastinya agar bisnis dapat mencapai hasil yang diinginkan.
Jangan terjebak dengan key performance indicator atau KPI yang terkesan canggih dan bombastis. Secanggih-canggihnya KPI tidak berarti performance management/manajemen kinerja dalam bisnis anda juga jadi canggih. Terlebih lagi apabila kita mengukur kinerja perseorangan dengan hal-hal yang tidak dapat teridentifikasi secara operasional.
Akibatnya, seperti kita lihat di dalam beragam contoh kasus dimana performance management tidak efektif, seperti ilustrasi di atas. Biasanya karakteristiknya sama, KPI perseorangan tercapai, tapi hasil bisnis tidak tercapai.
Banyak alasan kemudian digunakan. Paling sering adalah individualnya bagus, tapi sistem nya tidak bagus atau kondisi eksternal tidak bagus. Itu jelas omong kosong, karena individu yang benar-benar berkinerja bagus pasti membuat bisnis berhasil mengoptimalkan sistemnya dalam menghadapi situasi eksternal seberat apapun.
Ingat, performance management sering kali tidak berhasil bukan karena sistem itu salah. Tapi karena manajemen terjebak atau bahkan terbutakan dengan indikator kinerja yang tidak jelas keterkaitannya dengan kenyataan operasional. Seringkali salah satu alasan yang dipakai adalah ada beberapa proses yang tidak bisa diukur. Itu alasan omong kosong. Itu alasan untuk membenarkan KPI-KPI palsu yang membuat individu terlihat bagus meskipun tidak melakukan apapun untuk membuat bisnis sukses. Itu adalah KPI-KPI palsu yang tidak terkait dengan kenyataan operasional bisnis.
Tidak semua indikator bisa terukur kuantitatif, itu betul. Tapi, semua indikator, bila memang relevan dan valid, pasti bisa dioperasionalkan. Dan bila indikatornya benar, pasti sesuai dengan keseluruhan hasil bisnis. Tidak mungkin bertolakbelakang.