Realitas bisnis dan manajemen itu dinamis dan penuh taktik. Banyak hal dalam dunia bisnis sebenarnya merupakan ilusi dan trik, alias smokes screen. Lebih penting lagi adalah kita perlu paham bahwa sebagian ilusi dan trik itu perlu agar bisnis menjadi lebih produktif. Dan…sebagian lagi justru harus disingkirkan karena membuat kerumitan dan hal hal yang tidak perlu.
Smokes screen produktif kerap digunakan dalam fungsi marketing dan public relation (PR). Hal ini saat ini populer dikenal dengan pencitraan. Terlepas banyak perdebatan soal pencitraan, sebenarnya pencitraan sudah ada sejak dulu, dan berkembang dari masa ke masa. Itu hal yang biasa saja sebenarnya, karena smoke screen dalam hal ini digunakan untuk membangun kesan positif dan kompetitif. Tujuan hal ini dilakukan adalah untuk kebaikan bisnis atau individu tersebut.
Tapi ada smokes screen yang negatif. Contoh paling kerap kita temui adalah adanya ‘organisasi dalam organisasi’ yang malah menggerogoti bisnis dari dalam, sehingga malah menghancurkan. ambil contoh semisal ada korupsi atau pencurian yang melibatkan komplotan orang dalam organisasi. Ini biasanya menggurita, sistematik, dan seringkali justru sangat rapi. Terkadang lebih rapi daripada proses kerja dalam bisnis itu sendiri.
Manajemen bisnis yang baik paham betul bagaimana membedakan kedua hal di atas, dan menanganinya.