Salah satu faktor kunci penciptaan proses kerja yang efektif dan produktif adalah simplicity. Prinsip simplicity ini harus dihadirkan dalam segala aspek proses dan cara bekerja, karena hanya dengan demikian organisasi bisnis kita berubah jadi lebih lentur dan adaptif pada era bisnis yang makin kompleks ini.
Perlu diingat, ini perlu dalam segala aspek, mulai dari proses strategis, lalu masuk ke metode kerja, hingga pada desain lingkungan kerja. Semua aspek, harus memenuhi prinsip simplicity. Seperti apa itu?
Banyak orang sering menganggap desian itu hanya soal bangunan ruang fisik. Itu tidak benar. Segala sesuatu yang mengubah suatu ide abstrak menjadi konstruksi dan komposisi yang lebih mudah kita pahami, adalah proses desain. Strategi, oleh karena itu, merupakan proses desain! Dan desain strategi yang sehat adalah desain mengikuti proses simplicity.
Simplicity dalam hal strategis itu berarti strategi bisnis kita perlu didesain berdasar 3 hal ini:
- Strategi bisnis harus membuat suatu kondisi yang kompleks menjadi sederhana dan mudah dipahami. Strategi bisnis yang membingungkan bagi semua pihak yang terlibat dalam neerapkan strategi itu sebaiknya dimasukan laci saja, karena tidak ada yang lebih mengerikan daripada strategi yang tidak bisa dipahami oleh orang-orang yang harus menerapkannya. Untuk itulah, sekompleks apapun kondisi atau tantangan bisnis yang ada, strategi yang baik akan membuat itu menjadi terlihat lebih sederhana!
- Strategi bisnis harus ‘terlihat’ dan ‘terasa’ enak. Maksudnya, strategi bisnis akan menimbulkan perasaan positif, menimbulkan harapan/optimisme dan menantang pada pihak-pihak yang akan terkait dalam penerapannya.
- Strategi bisnis harus jelas ‘arahnya’, alias bukan retorika filosofis yang kesana kemari tanpa arah ‘duniawi’ yang jelas. Sebaliknya, strategi harus jelas mengarah kemana, sehingga mudah memastikan apakah nanti strategi itu berjalan sesuai harapan, atau perlu dievaluasi atau bahkan perlu disesuaikan.
Jadi bagaimana strategi bisnis anda? Sudah memenuhi 3 hal ini, atau masih berupa rajutan impian abstrak, atau malah masih berupa benang kusut filosofis?
……… sampai bertemu di bagian berikutnya dari seri About simplicity, bagian ke-2: Gambarlah prosesnya!