Sebuah bisnis bisa tumbuh dengan cepat saat berada di lingkungan yang tepat dan mampu menggunakan momentum market yang tepat. Tapi pertumbuhan cepat tidak selalu dibarengi oleh pembentukan akar atau fondasi yang sama cepatnya. Yang perlu diingat adalah bahwa saat badai datang, kuat tidaknya akar menjadi penentu kekuatan melalui badai.
Dengan kata lain, akar yang kuat menentukan kemampuan sebuah bisnis melalui krisis.
Dalam bisnis juga sama, fondasi atau akar dari bisnis menjadi penentu apakah bisnis itu tahan terhadap hantaman badai. Bisnis yang pada dasarnya ditentukan kemampuan memelihara momentum pasar, maka kemampuan mengelola pasar agar terus berminat adalah akar dari bisnis itu. Apabila tulang punggung sebuah bisnis adalah hasil karya orang-orang di dalam bisnis tersebut, maka akarnya adalah pengelolaan orang-orang terampil tersebut. Lain lagi apabila jantung dari sebuah usaha adalah sistem pengelolaan data, seperti banyak bisnis digital yang belakangan ini tumbuh, maka manajemen data inilah akarnya.
Yang manapun jenis bisnis itu, meskipun akarnya berbeda satu dengan yang lain, ada kesamaan hal antar mereka: Akar yang kuat butuh waktu untuk terbentuk, dan seiring bisnis membesar, maka kekuatan akar haruslah juga meningkat.
Jadi, selagi pembiayaan operasional berjalan dan membuat bisnis tumbuh, investasi pada penguatan ‘akar’ bisnis harus direncanakan dengan tepat dan dilakukan pada timing yang tepat pula. Inilah sesungguhnya tujuan adanya perencanaan strategis.
Perlu diingat, banyak bisnis membuat perencanaan strategis untuk memperluas pasar dan menumbuhkan pertumbuhan bisnis, tapi tidak berinvestasi untuk penguatan ‘akar’nya demi keberlangsungan jangka panjang. Pendek kata, perencanaan strategisnya dibangun dengan orientasi jangka pendek. Itu namanya ya tidak strategis.
Perencanaan strategis itu harus selalu bicara soal penguatan ‘akar’ bisnis.
the Change Strategist 